Al kisah seekor pepatung,
Punyai sayap secantik burung,
Terbang tinggi merentasi gunung,
Kibarlah sayapnya tak nampak dek bumbung.
Ini jua kisah Layang-layang,
Tidak bernyawa hanya buatan orang,
Tiupan angin membuatnya dijulang,
Tingginya hanya sedang-sedang.
Pepatung dahulunya seraya murni,
Sekarang menjadi sombong tidak pasti,
Dahulu kala terbang tidak setinggi,
Sekarang bergeser awan sama sayap mesti.
Layang-layang ingin ketemu,
Namun tiupan angin pun tidak mampu,
Kerna pepatung nun di awan terbiru,
Tali layang terpintal umbinya putus nyiru.
Kau lupakan saudaramu yang tercekik memanggilmu,
Kakimu menjahit langit dengan benang hitam,
Kau berpaling dari amarah matahari,
Sebagai pemutus terakhir seutas benang erti.
Igauan mimpi terdahulu mula terpancar,
Bising dunia sudah tidak diendahkan,
Di dalam kancah pemikiran layang-layang,
Jasadnya mula mereput kepedihan.
Putus sudah tali persahabatan,
Duka bersepah disepanjang jalanan,
Patah sudah urat buluh tulang si polan,
Hancur punah segala harapan.
Keruan terakhir membuatkan ia terpaling,
Bentakkan hatinya mula menjerit jerit dari dalam,
Pepatung terumbang ambing dipukul derita,
Tahu akan sudah terlambat jua akhirnya.
- AhmadN -
2 comments:
erm..all ur puisi memang best and no doubt with it..
especially when it is written by heart
*thanks As*
it is written from the heart,
best tak best,
i cant be the judge :)
Post a Comment